Bleibt Jung und Rebeliert.

Mittwoch, 18. Januar 2012

Sepucuk Surat Dari Ayah Dan Ibu.



Anakku...
Ketika aku semakin tua,
Aku berharap kamu memiliki kesabaran untukku.


Suatu ketika aku memecahkan piring,
atau menumpahkan sup di atas meja,
karena penglihatanku berkurang...
Aku harap kamu tidak memarahiku.
Orang tua itu sensitif,
selalu merasa bersalah jika kamu berteriak.


Ketika pendengaranku semakin memburuk
dan aku tidak bisa mendengar apa yang kamu katakan,
Aku harap,kamu tidak memanggilku 'Tuli!'.
Mohon ulangi apa yang kamu katakan 
atau menuliskannya...


Maaf anakku,
Aku semakin tua.


Ketika lututku mulai lemah,
aku harap kamu memiliki kesabaran untuk membantuku bangun.
Seperti... sebagaimana aku selalu membantu kamu,
saat kamu masih kecil,
untuk belajar berjalan.


Aku mohon, jangan bosan denganku.


Ketika aku terus mengulangi apa yang ku katakan,
seperti kaset rusak,
Aku harap kamu terus menengarkan aku.


Tolong jangan mengejekku,
atau bosan denganku...


Apakah kamu ingat ketika masih kecil,
dan kamu ingin sebuah balon?
Kamu mengulangi apa yang kamu mau berulang-ulang,
sampai kamu mendapatkan apa yang kamu inginkan.


Maafkan juga bauku...
tercium seperti orang yang sudah tua.
Aku mohon jangan paksa aku untuk mandi.
Tubuhku lemah,
Orang tua mudah sakit,
karena mereka rentan terhadap hawa dingin.


Aku harap, aku tidak terlihat kotor bagimu...


Apakah kamu ingat, ketika kamu masih kecil?
Aku selalu mengejar-ngejar kamu,
karena kamu tidak ingin mandi.
Aku harap kamu bisa bersabar deganku,
ketika aku rewel...


Ini semua bagian menjadi tua,
kamu akan mengerti ketika menjadi tua nantinya... :)


Dan jika kamu memiliki waktu luang,
aku harap kita bisa berbicara.
Bahkan cuma beberapa menit...


Aku selalu sendiri sepanjang waktu,
tak memiliki serangpun untuk diajak berbicara.
Aku tahu kamu sibuk dnegan pekerjaan.
Bahkan, jika kamu tidak tertarik pada ceritaku,
Aku mohon berikan waktu untuk bersamamu.


Apakah kamu ingat ketika masih kecil?
aku selalu mendengarkan apapun yang kamu ceritakan
tentang mainanmu...


Ketika saatnya tiba,
dan aku hanya bisa terbaring sakit dan sakit...
Aku harap kamu memiliki kesabaran untuk merawatku.


Maaf.


Jika aku sengaja mengompol atau membuat berantakan.


Maaf.


Aku harap kamu memiliki kesabaran dalam merawatku,
selama beberapa saat terakhir dalam hidupku.


Aku mungkin tidak akan bertahan lebih lama.


Ketika waktu kematianku datang,
aku harap kamu memegang tanganku,
dan memberikanku kekuatan untuk menghadapinya...


Dan jangan khawatir,
Ketika aku bertemu dengan Sang Pencipta,
Aku akan berbisik kepada-Nya,
untuk memberikan berkah kepadamu.


Karena kamu mencintai Ibu dan Ayahmu.


Terima kasih atas segala perhatianmu, nak...
Kami mencintaimu,
Dengan kasih yang berlimpah... 







Video Gelesen von: -dif-









© Die Rosarote Brille, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena