Dee adalah sebuah tangkisan: ia membuktikan tak ada 'sastra wangi' . Istilah ini bagi saya adalah cemooh orang laki-laki terhadap karya sastra Indonesia mutakhir, yang menarik perhatian khalayak dan yang ditulis oleh sejumlah perempuan. Dee adalah sebuah tangkisan, bukti bahwa cemooh itu tak adil. Tulisannya seperti tulisan sejumlah penulis perempuan lain, tak ada hubungannya dengan parfum, bedak, lulur, dan daya erotis lainnya....
*******
Dalam raga ada hati, dan dalam hati , ada satu ruang tak bernama. Di tanganmu tergenggam kunci pintunya.
Ruang itu mungil, lebih halus dari serat sutera. Berkata-kata dengan bahasa yang hanya difahami oleh nurani.
Begitu lemahnya ia berbisik, sampai kadang-kadang engkau tak terusik. Hanya kehadirannya yang terus terasa, dan bila ada apa-apa dengannya duniamu runtuh bagai pelangi meluruh usai gerimis.
Tahukah engkau bahwa cinta yang tersesat adalah pembuta dunia?
Sinarnya menyilaukan hingga kamu terperangkap, dan hatimu menjadi sasaran sekalinya kau tersekap. Banyak garis batas memuai begitu kau terbuai dan dalam puja kau rela serahkan segalanya. Kunci kecil itu kau naggap pemberian yang paling berharga.
Satu garis jangan sampai kau tepis : Membuka diri bukan berarti menyerahkannya.
Di ruang kecil itu, ada teras untuk tamu. Hanya engkau yang berhak ada di dalam inti hatimu sendiri....
[Dee, Kunci Hati-Filosofi Kopi]
Link: