Insomnia Elektronik-Gadget Syndrome/dif |
'' Eh, minta PIN nya dong... punya mu apa ya.''
'' Jangan lupa add Fb, Twitter juga lah ya..''
'' Wah... ini koneksinya lemod ini. Pindah ayo pindah''
'' Nih game sama aplikasi terbaru nih dari Market..''
'' Iya ya, ntar aku kirim via email aja ya, jangan lupa nyalain itu YM nya ya..''
dan lain-lain...
Nah, percakapan-percakapan di atas sekarang bukan lagi dialog yang aneh. Bahkan sering kita dengar dan lihat orang-orang mulai jalan sambil menundukkan kepala, jari bergerak. Fenomena naik daunnya teknologi tak lupa juga gencarnya pasar komunikasi sendiri. Berbagai macam jenis Ponsel dan penawaran luar biasa hebat pada setiap OS sangat berhasil ''iming-iming'' konsumen. Blackberry, Android, Symbian, iPhone, Ipad, PC Tablet, Laptop...dll, dan nantinya bakal ada berbagai macam merk Smartphone atau Gadget lainnya yang siap membuai konsumen.
Disini saya bukan lagi berbicara tentang ''kebutuhan'' telekomunikasi atau cuma trend belaka, ini sudah menjadi sebuah fenomena Lifestyle tersendiri. Ditambah lagi dengan semakin pesatnya persaingan melalui promo besar-besar operator negeri dengan tawaran menggiurkan akses internet tanpa batas [Namun berdasar pengalaman saya, belum ada operator dalam negeri yang bagus dan jujur tentang masalah kuota dan kualitas aksesnya
Ponsel yang diminati masyarakat publik sekarang lebih cenderung memilih dalam kemampuannya dalam hal Multi-Tasking. Tak di sangkal lagi, seperti gayung bersambut kehadiran perangkat elektronik ini seperti candu bagi siapa saja.
Setiap hari tak terpisah dengan perangkat internet elektronik, apalagi pekerjaan sekarang membutuhkan kemampuan multimedia juga, entah itu dalam bidang pendidikan, industri, atau bidang lainnya. Dampak dari kebutuhan gaya hidup akan teknologi dan internet ini, secara tak sadar memicu adanya penyakit baru yaitu : Insomnia Elektronik.
Berdasarkan artikel yang saya baca, penyakit ini biasanya ditandai dengan rasa lelah yang sangat kuat, meskipun sudah ada waktu tidur yang cukup. Adanya rasa lelah yang muncul tiba-tiba merayapi tubuh meskipun baru saja bangun tidur atau dalam kondisi tidur yang berkualitas sekalipun. Untuk lebih jelasnya, saya cantumkan ari artikel yang saya baca :
Faktanya, banyak orang yang tidak dapat santai duduk santai tanpa memainkan ponsel pintar, laptop, atau perangkat berjaringan internet lainnya. Saat terbangun di malam hari karena haus, banyak pula yang tergoda memeriksa email atau pesan elektronik sembari minum. Ketika berlibur pun, telepon seluler pintar tetap menyita perhatian. Artinya, mereka tak pernah membiarkan otak benar-benar istirahat.
Profesor Endokrinologi Universitas Oxford, John Wass, mengatakan, untuk menyingkirkan penyakit abad ke-21 itu, Anda perlu mematikan ponsel, laptop, dan perangkat elektronik berjaringan internet lainnya sebelum beranjak tidur. Sesekali, coba habiskan liburan tanpa internet.
Budak Teknologi
Dr David W Goodman, Direktur Pusat Gangguan Psikologis di Maryland, Baltimore, menambahkan, penggunaan perangkat pintar semacam itu bisa melemahkan kemampuan konsentrasi. Sulit menyerap informasi lantaran fokusnya mudah beralih dari satu hal ke hal lain yang tidak memiliki hubungan.
Dalam penelitiannya, mereka yang hanya memanfaatkan satu teknologi sesuai kebutuhan pada waktu tertentu, memiliki daya tangkap yang lebih baik. "Multitasking akan menjadi masalah serius bagi perkembangan diri, dan bisa berdampak buruk pada kondisi tertentu yang seharusnya membutuhkan konsentrasi maksimal seperti saat menyetir kendaraan," kata Goodman.
Ia pun mengkritisi fenomena BlackBerry yang berperan penting membentuk penggunanya sebagai seorang multitasker. Setiap saat perangkat BlackBerry akan bergetar atau berdering saat ada email dan pesan singkat masuk. Dan setiap saat pula pengguna akan memainkan BlackBerry-nya.
Untuk itu, ia menyarankan para pengguna BlackBerry agar tak mengaktifkan jaringan internetnya selama 24 jam.
“Buat jadwal untuk membuka email, misalnya satu jam sekali, atau dua jam sekali," kata Goodman. "Jangan menjadikan diri sebagai budak getar atau dering teknologi." (sumber: viva news).
Wah ngeri juga ya.... ini mungkin penyakit yang mulai saya rasakan. Mau bagaimana lagi, tuntutan pekerjaan yang diharuskan tidak lepas dari perangkat elektronik ber-internet ini. Ya marilah bijak dalam mengikuti perkembangan teknologi.... ingat, resiko biasanya ditanggung penumpang. Jaga selalu kesehatan, karena kesehatan lebih mahal dari harga Gadget anda!!! ** menasehati diri sendiri**
-dif-