Bleibt Jung und Rebeliert.

Samstag, 8. Dezember 2012

Tentang Glühwein.




Dezember...
Kalau sedang duduk dan menikmati musik-musik akkustik malam pada sebuah Cafe seperti saat ini, bolehlah saya tarik ulur lagi seperti desember-desember yang dulu. Ini bulan desember, saya sedang meng-kangen-i yang namanya Glühwein khas-nya Jerman kalau menjelang awal desember dan hari natal. Rasanya sangat khas dan mendetail di lidah. Biasanya ada dua jenis Wein yang saya jumpai ketika di Weinachtsmarkt (pasar malam yang diselenggarakan sebulan penuh sebelum Natal), Kinder Glühwein, yang tanpa alkohol dan Glühwein standart. Saya kangen dua jenis ini.
Rasanya sendiri sedikit pahit kalau pertama mencoba, tapi nanti ada kesan aneh, antara penolakan dan penerimaan dan bisa jadi kecanduan di lidah sepertinya. Di pasar-pasar malam Glühwein disajikan hangat di cangkir tanggung begitu. Berdiri sambil beringsut berlindung dibalik mantel sambil menahan kaki kaku kena dingin meski alunan musik ala Country jreng jreng jreng jedar jedor dimana-dimana tetap yang namanya dingin bagi saya tetap dingin. 
Glühwein dari Belanda sepertinya berbeda, entahlah apa yang beda. Pastinya lidah saya sudah bilang Eccccht Hammeer buat yang Deutsche Glühwein. Tak mudah pindah ke lain hati, begitu lagunya. 
Aber heut' trinke ich nur Orangensaft, es geht ja doch!!. Tak masalah... sambil berharap dalam hati, Ya Tuhan, ijinkan suatu pada tahun entah kapan nantinya kembali dan menetap disana. Tahun depan, bolehlah Tuhan...bitte.... Amin.

© Die Rosarote Brille, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena