Homburg, 26.07.2010, 21.00 PM/Germany. Hehehehe...maaf sebelumnya. Tak perlu sungkan, tapi lebih baik jangan (wkwkwkwkwk). Tak perlu jaim, tak perlu sungkan, tak perlu malu. Sarkasme itu penting, sarkasme itu inspirasi, sarkasme itu bahasa yang indah dan nyentrik (menurutku lho ini, gag ada di kamus Duden atau kamus Deden ) ^^ Maklum menulis beginian buat obat anti capek dan ngantuk seharian penuh banting tulang, banting panci, banting pintu, banting orang. Keblinger sedikit gag dosa kan?? ^^ Untuk memperoleh kebebasan menulis harus berani. Mulai berani dalam berfikir, ide-ide, atau apalah. Ungkapkan semua! Jangan me-ribetkan hal-hal yang bikin otak mawut semakin muawuutttt (bahasa Surabaya'e metu rek ). Mengumpat tanda calon orang yang berdosa (pandangan menurut sang 'senior'). Apa betul ya?? kan yang penting dalam hati ketika mengumpat gag berniat mengumpat...halah mbulet ae. LOL :D Mengumpat ketika hidup disini rasanya enak bangetttt.....mau bagaimana lagi, kalau lagi capek hati, pikiran, jiwa, raga...hayoooo....cara yang paling tepat buat menghibur diri sendiri selain berdoa, ber-backpacker ria, yo lainnya mengumpat. Cara mudah dan gampang nya sih :D Silahkan mengumpat kalau sudah tiba disini sebanyak-banyaknya, itu perlu (termasuk tips :P). Tapi saya sarankan,,,,ber-wudhulah dan membaca Al Quran ketika merasa terpojok dan tak punya lagi tempat untuk curhat. Ini lebih dianjurkan. (Buat kakak q, mav Quran terjemahannya aku bawa diam-diam) Umpati saja orang Jerman yang rese'....kalau perlu di depannya. Lebih bagusnya, bicarakan sama target sambil mengumpat, dijamin aman :D Kuncinya tak perlu sungkan, tak perlu malu-malu kucing menghadapi mereka. Malu-malu dan sungkan, berarti memberi mereka kesempatan untuk menindas kita lebih dalem (Naah lho....rugi kan? bukannya Indonesia sudah merdeka??) Nah Sobat.... terjemahkan dan pikirkan sendiri ya maksud tulisanku. Mari membiasakan diri sendiri menjadi pribadi mandiri dalam megeluarkan interpretasi .... Mari berjuang!!!
Montag, 26. Juli 2010
Jangan rese' sama ransel dan sepatu jelekku. Mereka punya Verdammt.Arschloch.Scheiße... aku punya Jancuk/Jancok/Cok ajah,,,beda bolehkan?? :D
Homburg, 26.07.2010, 21.00 PM/Germany. Hehehehe...maaf sebelumnya. Tak perlu sungkan, tapi lebih baik jangan (wkwkwkwkwk). Tak perlu jaim, tak perlu sungkan, tak perlu malu. Sarkasme itu penting, sarkasme itu inspirasi, sarkasme itu bahasa yang indah dan nyentrik (menurutku lho ini, gag ada di kamus Duden atau kamus Deden ) ^^ Maklum menulis beginian buat obat anti capek dan ngantuk seharian penuh banting tulang, banting panci, banting pintu, banting orang. Keblinger sedikit gag dosa kan?? ^^ Untuk memperoleh kebebasan menulis harus berani. Mulai berani dalam berfikir, ide-ide, atau apalah. Ungkapkan semua! Jangan me-ribetkan hal-hal yang bikin otak mawut semakin muawuutttt (bahasa Surabaya'e metu rek ). Mengumpat tanda calon orang yang berdosa (pandangan menurut sang 'senior'). Apa betul ya?? kan yang penting dalam hati ketika mengumpat gag berniat mengumpat...halah mbulet ae. LOL :D Mengumpat ketika hidup disini rasanya enak bangetttt.....mau bagaimana lagi, kalau lagi capek hati, pikiran, jiwa, raga...hayoooo....cara yang paling tepat buat menghibur diri sendiri selain berdoa, ber-backpacker ria, yo lainnya mengumpat. Cara mudah dan gampang nya sih :D Silahkan mengumpat kalau sudah tiba disini sebanyak-banyaknya, itu perlu (termasuk tips :P). Tapi saya sarankan,,,,ber-wudhulah dan membaca Al Quran ketika merasa terpojok dan tak punya lagi tempat untuk curhat. Ini lebih dianjurkan. (Buat kakak q, mav Quran terjemahannya aku bawa diam-diam) Umpati saja orang Jerman yang rese'....kalau perlu di depannya. Lebih bagusnya, bicarakan sama target sambil mengumpat, dijamin aman :D Kuncinya tak perlu sungkan, tak perlu malu-malu kucing menghadapi mereka. Malu-malu dan sungkan, berarti memberi mereka kesempatan untuk menindas kita lebih dalem (Naah lho....rugi kan? bukannya Indonesia sudah merdeka??) Nah Sobat.... terjemahkan dan pikirkan sendiri ya maksud tulisanku. Mari membiasakan diri sendiri menjadi pribadi mandiri dalam megeluarkan interpretasi .... Mari berjuang!!!