Aku merindukan kepastian yang bisa menjadi mahal untuk otak dan emosi sekecil naluri dan sebebal kamu...
Semoga rasa tidak merasa berdosa karena aku merasa apa yang kamu rasa, Tyo. Yang kuinginkan, hulubalang tanpa kepalang bisa memberiku sesuatu yang ganjil dan sesuatu yang tak harus romantis.
Romantisme pluralisme yang kamu tawarkan...benar-benar membuatku mabuk kepayang dengan ramuan sedemikian kata. Sedemikian kata dan kesekian bahasa telah aku lahap darimu, telah aku pelajari secara tersembunyi dari inti sari keabstrakan pemikiranmu.
Kembalilah disini, menghirup hangatnya secangkir kopi yang akan kuracikkan teristimewa buatmu.
Kembalilah disini, kembalilah bersemayam dengan pemikiranku, mengumpati waktu yang terkadang tak adil, menertawakan waktu, dan menarilah bersamaku Tyo...